|
Penulis tengah berada di kebun yang matang sadap dalam 3,5 tahun |
Latar Belakang
Siklus ekonomi tanaman karet yang sangat panjang dan masa tanaman belum menghasilkan (TBM) yang juga sangat panjang, mendorong langkah dalam industri perkaretan untuk menguji dan memodifikasi teknologi untuk memperoleh periode pengembalian modal investasi yang semakin cepat. Masa TBM merupakan fase tanaman yang membutuhkan tindakan pemeliharaan secara intensif dan penggunaan biaya investasi yang lebih besar dibandingkan dengan pemeliharaan pada tanaman menghasilkan (Suhandi, 2009).
Masa TBM pada tanaman karet didefinisikan sebagai masa dari sejak penanaman bahan tanam dilapangan sampai tercapainya kriteria matang sadap. Usaha memperpendek masa TBM merupakan usaha untuk mempercepat pertumbuhan lilit batang, menjaga keseragaman pertumbuhan tanaman dan mempertahankan populasi tanaman di kebun tetap optimal sehingga bukan hanya kriteria matang sadap tanaman saja yang dicapai tetapi juga kriteria matang sadap kebun. Tingkat pemeliharaan tanaman pada masa tersebut sangat berpengaruh terhadap lamanya masa TBM. Singkatnya masa TBM (3,5 – 4 tahun) dengan produktivitas yang tinggi merupakan cara untuk mempertahankan kelangsungan komoditi karet sebagai komoditi yang menguntungkan. Pusat Penelitian Karet (2009), telah membuktikan bahwa pemeliharaan yang optimum selama masa TBM akan mempersingkat masa TBM dan meningkatkan produktivitas.
Matang sadap tanaman karet secara teknis dicapai apabila lilit batang pada ketinggian 1 meter dari pertautan okulasi telah mencapai 45 cm dengan ketebalan kulit minimal 7 mm. Pada kondisi ini status tanaman karet berubah dari tanaman belum menghasilkan (TBM) ke tanaman menghasilkan (TM) dengan syarat minimal 60% dari populasi kebun telah matang sadap.
Unit Usaha Padang Pelawi adalah salah satu unit usaha Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara VII yang bergerak dibidang usaha budidaya dan pengolahan tanaman karet. Beberapa tindakan telah dilakukan pada masa TBM oleh unit usaha ini dan terbukti mampu mempercepat tercapainya kriteria matang sadap tanaman karetnya.
Tujuan
Tujuan penulisan laporan tugas akhir ini adalah :
- Mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai upaya memperpendek masa tanaman karet belum menghasilkan.
- Mengetahui sejauh mana upaya-upaya tersebut mampu mempercepat tercapainya matang sadap.
Kerangka Pemikiran
Penulisan laporan tugas akhir mahasiswa ini didasarkan pada pemikiran bahwa :
- Usia TBM tanaman karet umumnya 5-6 tahun.
- Biaya pemeliharaan TBM lebih besar dibandingkan pemeliharaan masa TM.
- Usaha untuk memperpendek masa TBM berarti adalah usaha untuk mempercepat pertumbuhan lilit batang, sehingga biaya pemeliharaan dapat ditekan dan siklus ekonomi diperpendek.
- Klon yang tergolong quick starter seperti PB. 260 mempunyai sifat respon metabolisme tinggi terhadap perlakuan-perlakuan yang dapat memacu pertumbuhan.
- Dengan penggunaan bibit karet prima, perlakuan induksi percabangan, bokor kecrok, dan pemupukan yang berimbang, serta ditunjang oleh agroklimat yang optimal telah terbukti mampu mempercepat tercapainya matang sadap.
Kontribusi
Kontribusi yang diharapkan dari laporan tugas akhir ini adalah sebagai salah satu acuan dan bahan pertimbangan pembaca khususnya petani karet rakyat dalam upaya mempercepat tanaman karet berproduksi.
Title : Mengapa Tanaman Karet Harus Matang Sadap 3,5 Tahun
Description : Penulis tengah berada di kebun yang matang sadap dalam 3,5 tahun Latar Belakang Siklus ekonomi tanaman karet yang sangat panjang dan ...