(1) Pembentukan Primordia Bunga.
Pembentukan primordia bunga dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
 
- Fotoperiodisitas; tanaman kopi termasuk tanaman hari pendek yaitu 
tanaman ini akan membentuk primordia bunga bila hari siang lebih pendek 
dari malam.
 
- Intensitas cahaya; primordia bunga terbentuk bila intensitas cahaya 
matahari tinggi.  Pada cabang-cabang yang terlindung sehingga sinar 
matahari tidak dapat masuk, maka cabang tersebut tidak banyak 
menghasilkan bunga bahkan akan terdorong untuk mengadakan pertumbuhan 
generatif.
 
- Temperatur; pengaruh temperatur terhadap pembentukan primordia bunga
 terjadi bila temperatur meningkat sampai 30o C pada siang hari dan 23o C
 pada malam hari maka akan banyak primordia bunga yang terbentuk.
 
- Kandungan air; pembentukan primordia bunga terjadi bila kandungan air tanaman rendah.
 
Berdasarkan faktor-faktor 
tersebut di atas maka saat pembentukan primordia bunga dimulai sejak 
akhir musim hujan dan awal musim kemarau.  Setelah musim kemarau 
berjalan kira-kira dua bulan primordia bunga tidak terbentuk lagi.
Pada
 cabang berumur satu tahun primordia bunga terbentuk pertama pada ruas 
yang paling tua lalu menuju ke ujung, tetapi pada cabang yang berumur 
dua tahun primordia bunga terbentuk pada pertengahan cabang kemudian 
menggeser ke arah ujung dan pangkal.
Untuk merangsang 
pembentukan primordia bunga dilakukan usaha untuk memasukkan sinar 
matahari ke dalam tanaman kopi antara lain dengan pemangkasan tanaman 
kopi dan pemangkasan naungan. Kuncup bunga yang telah mencapai panjang 
10—12 mm maka pertumbuhannya akan terhenti dan memasuki stadium 
istirahat tetapi bunga masih kuncup, berwarna hijau, berbentuk seperti 
lilin, sehingga disebut “stadia lilin hijau”.
(2) Pembungaan (florasi) 
Supaya
 kuncup bunga kopi dapat mekar maka stadia istirahat bunga harus 
dipatahkan, yang mana dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:
- Hujan; kuncup bunga kopi pada stadia dorman akan mekar bila pada 
pertengahan musim kemarau mendapat hujan kiriman.  Setelah mendapat 
hujan sekitar 7—10 hari maka bunga akan mekar.
 
- Adanya musim kering sebelumnya; tanaman kopi menghendaki adanya 
musim kemarau selama 3 bulan dan pada musim kemarau tersebut masih 
terdapat kiriman hujan untuk memekarkan bunga.  Apabila pada satu tahun 
tidak ada musim kemarau yang jelas, maka primordia bunga kopi yang telah
 terbentuk gagal mekar bahkan tumbuh ke arah vegetatif menjadi bunga 
“kuping lowo” yaitu bunga yang tetap berwarna hijau, tidak mau mekar, 
bahkan tumbuh daun seperti telinga kelelawar.
 
- Temperatur; mekarnya bunga kopi juga dipengaruhi oleh adanya 
perubahan temperatur, dari temperatur tinggi ke temperatur rendah.  
Bunga-bunga kopi tersebut akan mekar kira-kira 13 hari kemudian.  
Apabila temperatur tetap tinggi, hanya beberapa bunga yang dapat mekar, 
atau sama sekali tidak dapat mekar dan tumbuh menjadi bunga bintang.
 
- Zat penumbuh; untuk mematahkan dormansi pada bunga kopi dapat pula 
digunakan zat penumbuh (hormon), yaitu digunakan pasta Lanolin (yang 
mengandung 1% Gibberellic Acid) dan dalam waktu 10 hari bunga akan 
mekar.
 
(3) Penyerbukan
Mekarnya
 bunga kopi terjadi pada pukul 4.00 sampai 6.00 pagi hari, 
berturut-turut selama 3 hari.  Bila cuaca mendukung, maka penyerbukan 
akan terjadi 10 jam kemudian.  Penyerbukan dilakukan oleh angin dan 
sedikit dilakukan oleh serangga.  Oleh sebab itu agar penyerbukan 
terjadi dengan sempurna diperlukan cuaca yang cerah selama 24 jam 
setelah florasi.
(4) Pembuahan
Buah kopi 
terbentuk setelah terjadi pembuahan.  Untuk pembuahan kopi mula-mula 
tidak dikehendaki adanya hujan lebat, yang dikehendaki cuaca kering 
selama 1—2 minggu, kemudian disusul adanya hujan yang teratur. Cara
 pemangkasan tanaman kopi bermacam-macam, tetapi pada dasarnya hanya 
dibedakan menjadi dua macam cara, yaitu pemangkasan berbatang tunggal 
dan pemangkasan berbatang ganda.  Pada kedua cara ini dilakukan 
pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi, dan pemangkasan rejuvinasi.
Untuk
 menentukan cara pemangkasan mana yang akan dipakai haruslah ada suatu 
kebijakan yang didasarkan pada pertimbangan teknis budidaya, ekonomis, 
dan sosial.  Cara pemangkasan mana yang lebih baik sangat dipengaruhi 
oleh kondisi ekologis dan jenis kopi yang ditanam.  Pada pemangkasan 
berbatang tunggal lebih sesuai untuk jenis-jenis kopi yang banyak 
membentuk cabang-cabang sekunder (misalnya kopi Arabika) karena 
pemangkasan berbatang tunggal lebih banyak diarahkan pada pengaturan 
peremajaan cabang.
Pemangkasan berbatang ganda lebih 
diarahkan pada peremajaan batang.  Pemangkasan berbatang ganda lebih 
sesuai bagi daerah-daerah yang basah yang letaknya rendah, dimana 
pertumbuhan batang-batang baru berjalan lebih cepat.  Sebaliknya, 
pemangkasan berbatang ganda kurang sesuai untuk tanaman-tanaman tua yang
 telah lemah daya regenerasinya. Pemangkasan
 bentuk dilakukan pada tanaman kopi yang masih muda, baik dari semaian, 
sambungan ataupun dari rejuvinasi, dengan tujuan untuk membentuk 
kerangka tanaman yang kuat dan seimbang.  Dalam hal ini tanaman kopi 
muda belum produktif, pertumbuhannya diarahkan untuk membentuk suatu 
kerangka mahkota pohon sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Pemangkasan
 produksi umumnya dilakukan pada tanaman yang telah produktif dengan 
tujuan untuk mempertahankan keseimbangan kerangka tanaman yang telah 
diperoleh melalui pemangkasan bentuk.
Pemangkasan 
rejuvinasi dilaksanakan pada tanaman kopi yang pada umum-nya telah tua 
dan kurang produktif lagi dengan tujuan untuk dipermuda sehingga dapat 
lebih berproduktif.
Pada sistem pemangkasan berbatang 
ganda pemangkasan produksi adalah sekaligus merupakan pemangkasan 
rejuvinasi sebab dalam melaksanakan tindakan pemangkasan produksi selalu
 diusahakan meremajakan batang kopi.
Di Indonesia, 
perkebunan-perkebunan besar pada umumnya menggunakan cara pemangkasan 
berbatang tunggal.  Sedangkan pada perkebunan rakyat umum-nya melakukan 
pemangkasan berbatang ganda.
 
Title : Fase Pertumbuhan Generatif Tanaman Kopi
Description :      (1) Pembentukan Primordia Bunga.  Pembentukan primordia bunga dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:   Fotoperiodisitas; tanam...